IIM Surakarta Kupas Tuntas Instrumen Akreditasi LAMSPAK Bersama Dr. Muhamad Sulhan Melalui Seminar Mutu Batch 5




Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta kembali menggelar kegiatan strategis dalam upaya penguatan sistem penjaminan mutu internal melalui penyelenggaraan Seminar Mutu Batch 5. Seminar ini dilaksanakan pada Rabu, 9 Juli 2025, bertempat di Ruang Pascasarjana Lantai 3 Gedung A. Katidjo W.S., dengan menghadirkan narasumber nasional, Dr. Muhamad Sulhan, S.IP., M.Si., Sekretaris Dewan Eksekutif Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial, Politik, Administrasi, dan Komunikasi (LAMSPAK).
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan IIM Surakarta mulai dari rektorat, wakil rektor, para dekan, kaprodi, serta pengelola Unit Pengelola Program Studi (UPPS) di lingkungan Fakultas Dakwah. Seminar yang mengusung tajuk “Kupas Tuntas Instrumen LAMSPAK” ini menjadi ruang dialog terbuka antara LPM dan seluruh pemangku kepentingan akademik untuk mendalami seluk-beluk sistem akreditasi terbaru yang mulai diberlakukan secara nasional.
Dalam sesi pembukaan, Rektor IIM Surakarta menyampaikan bahwa pemahaman mendalam terhadap instrumen akreditasi sangat penting agar setiap unit kerja dapat bergerak secara terarah, terukur, dan sesuai dengan standar penjaminan mutu yang ditetapkan. Ia berharap kegiatan ini mampu memantik semangat kolaborasi dalam menyusun dan melengkapi dokumen akreditasi, sekaligus menjadi pemicu peningkatan kualitas secara institusional.
Selama lebih dari enam jam, Dr. Muhamad Sulhan memaparkan secara rinci kebijakan dan alur akreditasi LAMSPAK, mulai dari dasar hukum terbaru seperti Permendikbud No. 53 Tahun 2023 dan PerBAN-PT No. 9 Tahun 2024, hingga strategi unggul dalam pengisian dokumen kinerja program studi (DKPS) dan dokumen evaluasi diri (DED). Ia menekankan bahwa terdapat lima syarat minimal yang harus terpenuhi untuk mendapatkan predikat akreditasi unggul. Oleh karena itu, setiap pengelola program studi harus memiliki pemahaman teknis sekaligus strategis agar tidak terjebak pada formalitas pengisian, tetapi fokus pada substansi capaian mutu.
Dr. Sulhan juga menggarisbawahi pentingnya sistem penjaminan mutu internal (SPMI) yang efektif. Ia menyebut bahwa keberhasilan akreditasi tidak semata bergantung pada kelengkapan dokumen, tetapi pada bagaimana institusi menjalankan siklus PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) secara nyata dan terdokumentasi. Dalam sesi diskusi, peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan dan menyampaikan kendala-kendala teknis yang dihadapi dalam proses pengisian instrumen.
Materi yang disampaikan juga mencakup simulasi matriks penilaian akreditasi, dengan menampilkan contoh penilaian program sarjana dan magister, serta analisis terhadap bobot penilaian setiap kriteria. Hal ini memberikan gambaran konkret kepada peserta tentang standar penilaian dan cara kerja asesor dalam melakukan evaluasi terhadap dokumen yang diajukan.
Kepala LPM IIM Surakarta, Septian Nur Ika Trisnawati, M.Pd., CLSP., dalam penutupan kegiatan menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh peserta. Ia menyatakan bahwa seminar ini merupakan bagian dari langkah besar IIM Surakarta untuk menyambut akreditasi berbasis LAM dengan kesiapan maksimal, baik dari aspek dokumen maupun sistem mutu internal.
Melalui kegiatan ini, IIM Surakarta menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan program studi agar mampu meraih akreditasi unggul. Lebih dari sekadar kewajiban administratif, akreditasi dimaknai sebagai refleksi mutu institusi yang harus dicapai dengan kerja kolektif, perencanaan matang, dan pemahaman menyeluruh terhadap instrumen penilaian.
Survei Kepuasan LPM
Informasi dan data diri bersifat rahasia dan tidak mempengaruhi diri anda.